Senin, 17 September 2018

PERJALANAN HAJI SEORANG PEGAWAI BPOM


Sesuatu hal yang tidak bisa dipungkiri, ibadah haji merupakan suatu ibadah yang diimpikan bagi sesosok muslim dan muslimah. selain sempurnanya rukun islam ibadah haji juga menjadi puncak kesempurnaan hidup bagi seorang muslim. Banyak orang yang berpikir bahwa dirinya tidak bisa untuk pergi haji karna merasa dirinya ini tidak mampu. Dengan berbagai alasan dilontarkan oleh orang-orang yang enggan untuk pergi haji. Dengan mengatakan uang ingin digunakan untuk pengembangan usaha. Ingin digunakan utuk biaya pendidikan anak dan segala macam alasan lainya. Padahal kita semua bisa menyaksikan, betapa banyak orang yang kita lihat dari luarny seperti orang yang begitu kumuh, serba kekurangan tapi mereka bisa melaksanakan haji. Mengapa ? karena Allah memudahkan orang yang memang benar-benar memiliki niat yang kuat untuk melaksanakan haji. Begitulah juga yang terjadi kepada Budi seorang pensiunan pegawai BPOM.

Pak budi sekarang memiliki aktifitas sebagai pengusaha UMKM tepatnya sebagai penjual GAS. Yang beralamat di gang Lawu, sungai jawi, Pontianak. Beliau memulai perjalan hajinya pada tahun 1993. Awal dari Pak Budi memiliki keinginan besar untuk berangkat haji ialah ketika dia mengantar mertuanya yang pada saat itu berangkat haji. Mengantar mertuanya berangkat haji dari kapuas hulu sampai kepontianak pada saat itu, beliau merasakan sebuah kenikmatan yang sangat besar. Sehinggau Pak Budi berniat dan menyiapkan semuanya yang diawali dengan persiapan finansial.
Pak budi merupakan pegawai BPOM yang pada saat itu dia memiliki gaji sebesar 6 Juta Rupiah. Saat itu beliau menyisih kan 200 ribu perbulan untuk persiapan berangkat haji. Dan itu terus berlanjut sampai tabungan beliau sampai pada jumlah 9.6 Juta rupiah. Enam juta rupiah beliau serahkan kepada pengurus dan sisanya 3,6 juta beliau simpan untuk perbekalan selama dihaji dan sebagian juga ditinggalkan untuk keluarga yang ada diindonesia.
Beliau mengatakan bahwa kesan yang ditinggalkan selama perjalanan beliau dalam menunaikan ibadah haji itu berbeda-beda  sesuai kepahaman terhadap haji itu. Mengapa karena haji merupakan ibadah Nafaktilas, yaitu ibadah yang berdasarkan sejarah. Penulis begitu terkesan dengan melihat penjelasan beliau berkaitan dengan sejarah mengapa haji dilakukan. Beliau sangat faham, karena Pak Budi hobinya adalah membaca buku. Maka dari itu dia mengatakan, semakin banyak yang kita fahami maka semakin banyak kesan yang kita rasakan. Begitulah yang beliau rasakan. Mulai dari berangkat menggunakan pesawat garuda pada saat itu beliau sudah kagum dengan pesawat yang menampung bis sebanyak 12 bis. Maka diantara kesan yang dikatakannya ialah pada saat beliau melihat ka’bah dan ingin meningalkan ka’bah, tetes air matapun mulai berlinang, itulah diantara kesan tebesar yang dirasakan Pak Budi.
Pak budi mengakui bahwa pemahaman beliau akan pelaksanaan haji, telah beliau persiapkan dari kecil. Dimulai dari penjelasan orang tua dan beliau membaca buku sendiri. Selain belajar outodidak beliau tentu juga belajar dari manasik. Dan disitu pak budi memahami setidaknya 70% dalam pelaksanaan haji.
Kita tahu baha di haji itu ada namanya pakain Ihram, Pak budi memahami bahwa Ihram itu adalah pakain. Dan itu digunakan pada saat beliau sudah sampai disana, tepatnya pada saat di bis saat beliau berangkat menuju ke masjid  Ronah. Disaat itulah mereka di beri aba-aba untuk menggunakan baju ihram dan disitu beliau diajarkan membaca niat. Tepatnya pada saat tiba di masjid ronah yaitu di Mekkah.
Pak budi mengakui bahwa beliau melaksanakan haji Tamattu, yaitu Haji dan Umrah dikerjakan secara bersamaan, begitulah penjelasan beliau. Walaupun saya akui itu agak keliru, he. Dia mengakui dengan sebab itu dia terkena dam denda. Yaitu seekor kambing dan seekor unta (Patungan).


Bersambung ya Gays :D

Posting Komentar


Credits