Sesuatu hal
yang tidak bisa dipungkiri, ibadah haji merupakan suatu ibadah yang diimpikan
bagi sesosok muslim dan muslimah. selain sempurnanya rukun islam ibadah haji
juga menjadi puncak kesempurnaan hidup bagi seorang muslim. Banyak orang yang
berpikir bahwa dirinya tidak bisa untuk pergi haji karna merasa dirinya ini
tidak mampu. Dengan berbagai alasan dilontarkan oleh orang-orang yang enggan
untuk pergi haji. Dengan mengatakan uang ingin digunakan untuk pengembangan
usaha. Ingin digunakan utuk biaya pendidikan anak dan segala macam alasan
lainya. Padahal kita semua bisa menyaksikan, betapa banyak orang yang kita
lihat dari luarny seperti orang yang begitu kumuh, serba kekurangan tapi mereka
bisa melaksanakan haji. Mengapa ? karena Allah memudahkan orang yang memang benar-benar
memiliki niat yang kuat untuk melaksanakan haji. Begitulah juga yang terjadi
kepada Budi seorang pensiunan pegawai BPOM.
Pak budi
sekarang memiliki aktifitas sebagai pengusaha UMKM tepatnya sebagai penjual GAS.
Yang beralamat di gang Lawu, sungai jawi, Pontianak. Beliau memulai perjalan hajinya
pada tahun 1993. Awal dari Pak Budi memiliki keinginan besar untuk berangkat
haji ialah ketika dia mengantar mertuanya yang pada saat itu berangkat haji. Mengantar
mertuanya berangkat haji dari kapuas hulu sampai kepontianak pada saat itu,
beliau merasakan sebuah kenikmatan yang sangat besar. Sehinggau Pak Budi
berniat dan menyiapkan semuanya yang diawali dengan persiapan finansial.
Pak budi
merupakan pegawai BPOM yang pada saat itu dia memiliki gaji sebesar 6 Juta Rupiah.
Saat itu beliau menyisih kan 200 ribu perbulan untuk persiapan berangkat haji. Dan
itu terus berlanjut sampai tabungan beliau sampai pada jumlah 9.6 Juta rupiah.
Enam juta rupiah beliau serahkan kepada pengurus dan sisanya 3,6 juta beliau simpan
untuk perbekalan selama dihaji dan sebagian juga ditinggalkan untuk keluarga
yang ada diindonesia.
Beliau
mengatakan bahwa kesan yang ditinggalkan selama perjalanan beliau dalam
menunaikan ibadah haji itu berbeda-beda
sesuai kepahaman terhadap haji itu. Mengapa karena haji merupakan ibadah
Nafaktilas, yaitu ibadah yang berdasarkan sejarah. Penulis begitu
terkesan dengan melihat penjelasan beliau berkaitan dengan sejarah mengapa haji
dilakukan. Beliau sangat faham, karena Pak Budi hobinya adalah membaca buku. Maka
dari itu dia mengatakan, semakin banyak yang kita fahami maka semakin banyak
kesan yang kita rasakan. Begitulah yang beliau rasakan. Mulai dari berangkat
menggunakan pesawat garuda pada saat itu beliau sudah kagum dengan pesawat yang
menampung bis sebanyak 12 bis. Maka diantara kesan yang dikatakannya ialah pada
saat beliau melihat ka’bah dan ingin meningalkan ka’bah, tetes air matapun
mulai berlinang, itulah diantara kesan tebesar yang dirasakan Pak Budi.
Pak budi
mengakui bahwa pemahaman beliau akan pelaksanaan haji, telah beliau persiapkan
dari kecil. Dimulai dari penjelasan orang tua dan beliau membaca buku sendiri. Selain
belajar outodidak beliau tentu juga belajar dari manasik. Dan disitu pak budi
memahami setidaknya 70% dalam pelaksanaan haji.
Kita tahu baha
di haji itu ada namanya pakain Ihram, Pak budi memahami bahwa Ihram itu adalah
pakain. Dan itu digunakan pada saat beliau sudah sampai disana, tepatnya pada
saat di bis saat beliau berangkat menuju ke masjid Ronah. Disaat itulah mereka di beri aba-aba
untuk menggunakan baju ihram dan disitu beliau diajarkan membaca niat. Tepatnya
pada saat tiba di masjid ronah yaitu di Mekkah.
Pak budi mengakui
bahwa beliau melaksanakan haji Tamattu, yaitu Haji dan Umrah dikerjakan secara
bersamaan, begitulah penjelasan beliau. Walaupun saya akui itu agak keliru, he.
Dia mengakui dengan sebab itu dia terkena dam denda. Yaitu seekor
kambing dan seekor unta (Patungan).
Bersambung ya Gays :D
Bersambung ya Gays :D
Posting Komentar